Rabu, 11 Maret 2009



RAUTAN
Suatu ketika, ada seorang kakek tinggal dengan anaknya. Selain itu,tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun.
Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu.
Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orang tua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini."

Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orang tuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, air mata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orang tua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.

Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.

dikutip dari : Guang Ji


Selengkapnya...

Senin, 09 Maret 2009


KITA harus Hidup SEHAT Lohhhh......
MENGHINDARI SIKAP-SIKAP NEGATIF UNTUK HIDUP LEBIH SEHAT

Perasaan-perasaan yang mematikan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita. Dampak-dampak dari perasaan-perasaan yang mematikan yang tidak pernah terpikir oleh kita sebelumnya adalah sbb:

KEMARAHAN, dapat menyebabkan:
-Rheumatoid arthritis
-Serangan jantung
-Penyakit jantung
-Gagal jantung
-Kanker
-Tekanan darah tinggi
-Stroke
-Tukak lambung

Dr. Robert Eliot, seorang ahli kardiologi ternama, menemukan bahwa ketika "para pereaksi panas" itu memendam perasaan-perasaan mereka, pada akhirnya itu akan berubah menjadi permusuhan dan kemarahan.
Ketika itu terjadi, tekanan darah meningkat tajam, resiko serangan jantung dan stroke akan lebih tinggi. Maka, lepaskan kemarahan dan mintalah pengampunan, jangan menyimpan kemarahan sampai matahari terbenam.

KEBENCIAN dan IRI HATI , dapat menyebabkan:
-Tekanan darah tinggi
-Sakit kepala migran
-Penyakit jantung
-Tukak lambung
-Kanker.

Ketika seseorang mengalami kemarahan yang berlebihan, kekhawatiran dan stress yang diakibatkan oleh kebencian, tingkat adrenalinnya meningkat, tekanan darah juga meningkat dan dengan begitu jantung-khususnya serangan jantung- bertambah bagi mereka yang hidup dalam kemarahan. Orang-orang itu menghadapi resiko penyakit jantung dua kali lebih tinggi dibanding orang lain. Sebagai tambahan, ketika seseorang mengalami kekecewaan, kemarahan atau ketakutan saat makan, perasaan-perasaan negatif ini merangsang system saraf simpatiknya, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya pengeluaran enzim-enzim pancreas, yang menciptakan kesulitan dalam pencernaan makanan.
Ini menyebabkan perut kembung, adanya gas, sakit ulu hati, dan masalah pencernaan lainnya. Stress yang berlebihan yang disebabkan oleh perasaan-perasaan negatif cukup berbahaya karena itu meningkatkan tingkat kortisol kita, yang kemudian menekan system kekebalan tubuh kita. Ketika system kekebalan kita tertekan, sel kanker mulai terbentuk dan berkembang.

Kebencian dan iri hati merupakan perasaan-perasaan yang merusak.

KESOMBONGAN, dapat menyebabkan :
-Penyakit mental
-Stroke
-Serangan jantung
-Kematian

Menurut pandangan saya, perasaan yang paling mematikan adalah kesombongan.
Kerendahan hati dan ucapan syukur kepada Pencipta akan melindungi anda
dari perasaan yang paling mematikan - kesombongan.

KETAKUTAN dan KEKHAWATIRAN, dapat menyebabkan :
-Penyakit jantung
-Penyakit mental
-Kepanikan
-Depresi
-Serangan jantung
-Fobia.

Tubuh anda bisa menanggapi ketakutan dan kekhawatiran dengan memicu pelepasan hormon adrenalin secara berlebihan, yang menyebabkan percepatan denyut jantung, penigkatan ventilasi paru yang abnormal, telapak tangan berkeringat, dan meningkatnya kontraksi system pencernaan. Ketakutan dan kekhawatiran yang berkesinambungan dapat menyebabkan keadaan peningkatan ini terjadi terlalu lama, dan dapat
menyebabkan kelelahan adrenalin, kelelahan, kegelisahan dan kepanikan, gejala sulit buang air besar dan sakit kepala karena ketegangan.
Kelelahan fisik dan emosional dan kelemahan system kekebalan tubuh anda dapat terjadi, dan hasil akhirnya adalah penyakit.

DEPRESI, dapat menyebabkan :

-Kanker
Penelitian telah menunjukkan bahwa pria memiliki kecenderungan untuk melepaskan kemarahan mereka, sementara wanita cenderung menyembunyikannya.
Adalah benar bahwa kanker dapat menyerang semua orang, tetapi salah satu factor yang paling umum yang ditemukan para peneliti sebelum kanker menyerang adalah 'kurangnya penyaluran emosi'. Ibu rumah tangga memiliki peluang 54% lebih besar terkena kanker dibanding populasi pada umumnya dan 157% lebih besar dibanding dengan para wanita yang bekerja di luar rumah.

* Langkah-langkah untuk mengembangkan hati yang gembira untuk menghasilkan kesehatan yang baik dan jauh dari penyakit :
Mengampuni
Mengendalikan lidah
Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif
Berilah makanan yang sehat ke dalam pikiran anda
Dan kehidupan rohani yang baik akan mengubah kehidupan anda

* Jangan sampai anda memikirkan kapan anda bisa menggantikan posisi
boss anda yang akan mengakibatkan penyakit ABCDG Selengkapnya...


Doa Sang Jenderal
Pada masa Perang Dunia Kedua, tepatnya bulan Mei 1952, seorang
jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur, menulis sebuah puisi untuk
putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun.

Puisi tersebut mencerminkan harapan seorang ayah kepada anaknya. Ia
memberi sang anak puisi indah yang berjudul "Doa untuk Putraku". Inilah isi puisi tersebut:

Doa untuk Putraku

Tuhanku...

Bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui
kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam
ketakutan

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan

Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan

Bentuklah putraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-
citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja

Seorang putra yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri
adalah landasan segala ilmu pengetahuan

Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan,
kesulitan dan tantangan

Biarkan putraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan
senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin
dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang
lain

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa
melupakan makna tangis duka

Putra yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah

namun tak pernah melupakan masa lampau

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-
sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya

Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...

Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...

Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan
berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"

Pembaca yang budiman,

Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut
merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah
cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi
manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar,
tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya
sendiri.

Seperti contoh sepenggal puisi di atas yg berbunyi: "Janganlah
pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan
yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan." Puisi ini
menunjukkan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata
untuk kehidupan sukses yang berkualitas.

Seperti kata mutiara yang tidak bosan saya ucapkan: "Kalau Anda
lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun,
kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak
terhadap Anda."

Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang
destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Maka, senantiasalah
belajar bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang
konstruktif, membangun, demi menciptakan kehidupan sukses yang
gemilang, hidup penuh kebahagiaan! !

Selamat berjuang!!!
Salam sukses luar biasa!!!


Selengkapnya...